Cara Menentukan Harga Jual Kue Kering Rumahan

Kue kering atau merupakan salah satu jenis produk yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Pada saat-saat tertentu, seperti lebaran, kehadirannya di meja tamu seperti menjadi keharusan, tanpanya, Hari Raya umat muslim itu akan terasa hambar. Oleh karena itu, tidak heran, penganan yang satu ini juga menjadi andalan banyak rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan, baik utama atau tambahan.

Setiap tahun pula banyak ibu-ibu yang kebingungan dengan pertanyaan yang sama, yaitu tentang menentukan harga jual kue kering rumahan buatan mereka.

Sesuatu yang tentunya sangat dimaklumi karena kebanyakan dari produsen cookie seperti ini tidak memiliki pengetahuan tentang berbagai komponen harga sebuah produk.

Sayangnya pula, kesalahan dalam hal ini membuat mereka sebenarnya mengalami kerugian dan bukan untung. Pada akhirnya rasa kapok datang dan menghentikan usaha mereka.

Cara menentukan harga jual kue kering rumahan yang baik

Pada dasarnya tidak ada yang berbeda dengan membuat harga bagi produk yang lain.

Rumus standarnya tetap

BIAYA PRODUKSI (MODAL) + MARGIN (PROFIT)

Hanya saja, prinsip dasar ini harus dijabarkan lebih rinci lagi satu persatu. Mau tidak mau karena hal ini penting, siapapun harus mau melakukan proses dasar akunting, yaitu membuat catatan.

Dengan begitu disana akan bisa terlihat beberapa komponen yang diperlukan untuk menentukan harga jual.

Silakan lihat di bawah ini rinciannya.

BIAYA PRODUKSI

Untuk menghitung biaya produksi, perhatikan beberapa komponen biaya. Yang di bawah ini sering diabaikan oleh produsen rumahan dan menganggap enteng.

BAHAN BAKU

Mentega, telur, terigu, dan berbagai bahan yang dipergunakan untuk memproduksi harus dicatat.

Harga bahan yang dipergunakan pun harus tercatat agar nanti bisa ditemukan biaya bahan bakunya.

Contoh : kue kering A

Bahan :

  • Mentega 2 Kg – @ 20.000/kg = Rp. 60.000
  • Telur 2 Kg – @ 24.000/kg = Rp. 48.000
  • Terigu 4 Kg – @ 18.000/kg = Rp 72.000

Total biaya bahan baku = Rp. 180.000

Nah, setelah itu berapa hasil jadinya? Misalkan, kue kering yang dihasilkan 6 toples.

Maka biaya bahan baku per toplesnya adalah Rp. 180.000 : 6 = Rp. 30.000 atau bisa dibulatkan menjadi Rp. 30.000/toples.

ONGKOS PEMBUATAN (I) – Tenaga, waktu (tenaga kerja)

Harus dihitung? Wajib!

Mayoritas kesalahan dari produsen rumahan adalah karena tidak memasukkan ongkos pembuatan ke dalam harga jual kue kering rumahan mereka.

Mereka menganggap tenaga dan waktu yang dikeluarkan untuk mengerjakan sebagai “gratis” dan sudah dicukupi dari profit yang nanti ditambahkan.

Pemikiran yang SALAH.

Tenaga, waktu orang yang mengerjakan harus dibayar, meskipun ia adalah pemilik usaha sendiri.

Tentukan harga tenaga dan waktunya. Misalkan jika harus membayar pekerja, upahnya Rp. 60.000/hari, maka masukkan angka itu pada komponen harga.

Jika sehari bisa dipakai untuk memproduksi enam toples, maka komponen ongkos pembuatan adalah Rp. 60.000 : 6 = Rp. 10.000/toples.

Ongkos Pembuatan (II) : Lain-Lain

(a) Untuk memanggang kue butuh gas untuk menyalakan kompor. Tanpa itu kue tidak akan matang.

Jadi, masukkan biayanya dalam hitungan.

Misalkan memakai gas elpiji 3 kg seharga Rp. 24.000 dan menghasilkan 6 toples tadi. Jadi, biaya gas pertoples Rp. 24.000 : 6 = Rp. 4.000/toples

(b) bahan baku perlu dibeli ke pasar atau toko bahan kue dan tentunya harus memakai kendaraan.

Catat dan kemudian hitung ongkosnya, misal Rp. 12.000 untuk 6 toples yang artinya Rp. 2000.-/toples.

(c) biaya alat lain, seperti toples, label, atau plastik, misalkan Rp. 5000/toples

Secara total maka biaya produksi untuk kuenya adalah

BIAYA BAHAN BAKU + ONGKOS TENAGA KERJA + ONGKOS LAIN-LAIN

Memakai contoh di atas, maka total biaya produksi per toples kue kering adalah

Rp. 30.000 + Rp. 10.000 + (Rp. 4.000 + Rp. 2.000 + Rp. 5.000) = Rp. 51.000/toples

Setelah biaya produksi diketahui, barulah kemudian profit harus ditambahkan. Hanya, profit itupun harus dihitung dengan baik karena banyak mengandung komponen yang harus diperhatikan.

MARGIN

Banyak yang menyarankan untuk langsung menambahkan persentase yang diinginkan, tetapi cara seperti itu sering tidak akurat.

Untuk bisa memastikan keuntungan, ada banyak elemen dalam profit yang harus ditambahkan. Bukan hanya untuk keuntungan si pengusaha, tetapi juga untuk memastikan usaha kue keringnya bisa langgeng dan terus berlanjut.

Modal

Oven, mixer, loyang, dan berbagai peralatan lain tentu didapat tidak gratis dan harus dibeli. Memang tidak habis sekali pakai, tetapi ongkos ini tetap harus dibebankan dalam harga.

Bila terlalu sulit untuk menghitungnya, bisa memakai persentase. Sepuluh persen (10%) dari biaya produksi adalah hal yang wajar dan mempercepat proses kembali modal (BEP – Break Even Point).

Ganti Alat / Depresiasi

Oven, mixer, loyang, dan lainnya suatu waktu akan rusak dan butuh penggantian.

Kalau tidak dihitung, pada saat kerusakan tiba dan dana tidak ada, maka hasilnya proses produksi terhenti.

Tambahkan 10% untuk ongkos ganti peralatan/depresiasi.

Promosi/Marketing

Bisnis tidak akan berjalan dan berkembang tanpa adanya promosi atau marketing. Masalahnya, hampir tidak ada promosi yang gratis.

Jadi, jangan lupa masukkan 10% lagi untuk biaya promosi. Hitung dari biaya produksi di atas.

Pengembangan

Setiap usaha harus berkembang dan mencoba untuk bergerak maju. Untuk itu pasti butuh biaya.

Misalkan saja, saat oven dirasa sudah terlalu kecil, maka berarti kita harus membeli oven baru yang lebih besar supaya bisa menjual lebih banyak.

Untuk itu tambahkan 10% lagi untuk biaya pengembangan di masa depan.

Biaya operasional

Listrik, telpon, pulsa, pengiriman, semua harus dihitung dan ditambahkan dalam profit.

Bila susah menghitung secara detail karena tercampur dengan pemakaian rumah tangga, bisa tambahkan lagi 10% dari biaya produksi.

Biaya Kegagalan

Kue gosong saat dipanggang. Kemudian, adonan bantat dan tidak bisa dipakai.

Semua ini menambah biaya produksi. Jadi, tetap harus ditambahkan dalam unsur profit.

Tidak perlu besar, 5% saja sudah cukup.

Profit untuk yang punya usaha

Nah, untuk yang satu ini, terserah yang punya usaha berapa banyak ia mau mengambil profit atau keuntungan untuk dirinya.

Bebas, tapi juga harus memperhitungkan dengan harga kompetitor atau harga pasar.

Tapi 25-50% dari biaya produksi adalah nilai yang wajar.

Untuk contoh ini dipakai 25% saja.

Total margin adalah : 10% + 10% + 10% + 10% + 10% + 5% + 25% = 80% dari biaya produksi.

Kalkulasi harga jual kue kering rumahan

Komponen sudah diketahui semua kan? Sekarang saatnya menghitung dan menentukan harga jual kue kering tadi.

Karena biasanya dijual per-toples, maka kalkulasinya tidak seberapa sulit, dan memakai standar BIAYA PRODUKSI + PROFIT.

Biaya Produksi : Rp. 51.000/toples

Profit (Total) : 80% dari biaya produksi alias Rp. 40.800/toples

Harga jual : Rp. 51.000 + Rp. 38.250 = 91.800/toples

PENUTUP

Kok ribet banget yah menentukan harga jual kue kering rumahan saja? Apa tidak ada lagi yang lebih mudah.

Tapi, pemikiran seperti lah yang sering mendatangkan kerugian. Mengira-ngira. Iya kalau tepat. Kalau meleset, yang ada kerugian yang didapat dan usaha tidak berkembang.

Sebagai seorang wirausaha, pebisnis, tidak ada jalan yang mudah. Semua harus dikalkulasi sebaik mungkin karena tujuan utamanya mencari keuntungan dan bukan beramal.

Dalam hal menentukan harga jual kue kering rumahan pun tetap harus memperhitungkan banyak hal. Tidak bisa sekedar berasumsi dan menduga-duga.

Jadi, silakan dihitung kembali harga yang sudah ditetapkan. Apakah sudah menguntungkan atau belum?

Website | + posts

Leave a Comment