Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan bisnis bermodal kecil dan kerap membuatnya gagal adalah karena memberi hutang kepada pembeli atau pengguna jasanya. Ya, ini adalah masalah yang sering dialami oleh usaha rumahan atau usaha lainnya yang hanya mengandalkan modal pas-pasan.
Alasan memberi hutang biasanya karena pembelinya sudah dikenal, seperti tetangga atau saudara, atau teman. Rasa tidak enak kerap menjadi penyebabnya.
Masalahnya adalah pada akhirnya hal itu merugikan pengelola usaha bermodal kecil seperti itu.
Alasan utamanya adalah karena dengan memberikan hutang, maka perputaran uang yang menjadi sangat lamban. Hal itu pada akhirnya akan menempatkan usaha yang dijalankan dalam kesulitan karena
- sulit membeli bahan baku untuk produksi
- sulit membayar tagihan yang jatuh tempo
- tidak memiliki cadangan dana untuk sesuatu yang tidak terduga
- tidak memiliki dana untuk mengembangkan usaha
Cash flow atau perputaran uang yang terhambat juga berarti usaha untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan pun mengecil. Bahkan, bukan tidak mungkin untuk tetap bisa mempertahankan omset, sebuah bisnis bermodal kecil yang memberikan hutan sering harus disuntik dana segar baru biasanya dari anggaran rumah tangga si pemilik.
Hal ini juga akhirnya menyebabkan manajemen keuangan pun menjadi rancu karena uang untuk usaha tercampur dengan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Oleh karena itu semua, memberi hutang membahayakan bisnis bermodal kecil.
Pembayaran secara cash adalah yang terbaik karena dengan begitu akan memastikan arus keluar masuk uang lancar seperti yang direncanakan.
Untuk mengatasinya, sebenarnya para pemilik usaha kecil seperti ini harus bisa menjelaskan kepada pembeli bahwa mereka tidak bisa memberikan hutang. Bukan karena kejam dan tidak mengerti, tetapi karena kalau hal itu dilakukan akan menghadirkan banyak kesusahan bagi dirinya.
Sebuah hal yang tidak mudah dikerjakan, tetapi harus dilakukan kalau memang mau usaha yang dijalankannya tetap bertahan hidup dan berkembang.