Pernahkah Anda berpikir untuk menemukan sebuah bisnis tanpa saingan saat memulai usaha? Pasti pernah. Jutaan orang melakukannya dan masih akan terus berusaha menemukan peluang usaha dimana persaingan atau kompetisi minim dan bahkan tidak ada sama sekali.
Sebuah hal yang wajar karena siapa yang tidak ingin mendapatkan peluang seperti itu. Pelanggan yang ada akan bisa dikuasai dan dimaksimalkan sendiri tanpa ada pengganggu.
Pembeli hanya akan memiliki satu pilihan dan tidak ada jalan lain selain membeli produk yang tersedia, yaitu produk kita sendiri. Biaya promosi akan sangat rendah karena tidak harus jor-joran karena tidak ada produk pesaing sama sekali.
Yang paling penting dari bisnis tipe impian seperti ini adalah si pebisnis bisa mengatur harga jual dan profit yang diinginkannya. Sebesar-besarnya karena tidak ada persaingan maka kendali penentuan harga ada di pihak produsen.
Siapa tidak mau, iya kan?
Sebuah bisnis tanpa ada saingan adalah impian semua pengusaha atau calon pengusaha.
Dan, banyak orang berusaha menemukan “harta karun” seperti ini. Buktinya bisa terlihat di dunia maya dimana pencarian dengan kata kunci, “bisnis tanpa saingan” atau “bisnis rendah persaingan” memiliki pencarian yang luar biasa tinggi.
Ribuan, bahkan puluhan ribu pencarian dilakukan setiap bulannya. Jumlahnya tetap konstan dan justru semakin bertambah, terutama di masa pandemi Covid-19 dimana puluhan bahkan ratusan ribu orang berusaha berbisnis karena kehilangan pekerjaan.
Adakah bisnis tanpa saingan atau kompetisi?
Jawabannya ternyata tidak mudah, tetapi intinya adalah berada di antara ADA dan TIADA.
Mengapa bisa demikian?
Coba bayangkan situasi sederhana di bawah ini.
a) di sebuah desa dimana akses jalan ke daerah lain sangat terbatas, si A misalkan mendirikan usaha bengkel motor karena melihat banyak motor warga desa yang rusak setelah melalui jalan berbatu. Bengkel sepeda motor terdekat berada di kota C yang berjarak 60 Kilometer dari desa tersebut.
Bengkel yang didirikan si A bisa dikatakan tidak ada saingan di desa tersebut karena kondisi geografis dan sarana jalan yang terbatas.
Si A bisa menguasai pasar di desa tersebut karena tidak memiliki pesaing dan bisa menentukan harga sesuai kemauannya karena jarang orang yang mau bersepeda motor 60 kilometer hanya untuk melakukan servis pada sepeda motor.
Si A bisa dikata menjalankan bisnis tanpa saingan.
Jadi, ya memang bisnis tanpa pesaing itu ADA.
c) di desa yang sama beberapa tahun kemudian mengalami perubahan. Akses jalan diperbaiki oleh pemerintah dan di sepanjang jalan tersebut dibangun perumahan baru dan penghuninya bertambah banyak.
Melihat perkembangan di wilayah desa ini, banyak warga melihat bahwa peluang bisnis bengkel motor untuk meraup untung masih sangat besar. Jadi, kemudian si B, D, E juga mendirikan bengkel motor di lokasi yang berbeda.
Bisnis bengkel si A mendapatkan pesaing dan ia tidak lagi menjalankan bisnis tanpa kompetisi di desa tersebut. Namun, persaingan di sana masih rendah karena jumlah pesaing terbatas dan masing-masing akan beroperasi di wilayah yang berbeda.
c) sekarang dengan teknologi internet yang berkembang pesat, bengkel di Kota C, melihat peluang di desa si A tadi. Mereka membuat website bengkelnya dan aplikasi kemudian menyediakan jasa antar jemput bagi yang menggunakan jasa mereka. Siapapun yang motornya rusak bisa cukup membooking layanan via website atau aplikasi.
Bisnis si A yang mulanya tanpa pesaing sekarang mendapatkan sebuah kompetisi yang semakin berat.
Itulah mengapa disebutkan bahwa bisnis tanpa saingan itu pada dasarnya ADA dan TIADA.
Ada karena lokasi, letak geografis, akses, bisa menjadi pembatas bagi hadirnya persaingan, tetapi karena dunia berubah karena teknologi berkembang, pembatas itu bisa hilang dan pesaing bisa tiba-tiba bermunculan.
Nah, sekarang adalah era digital dimana internet merupakan kebutuhan sehari-hari dan smartphone ada di tangan hampir semua penduduk di dunia. Belanja secara online sudah merupakan hal yang biasa.
Lalu, masih adakah bisnis tanpa saingan itu? Kalau menurut saya, jika memang Anda mencari “harta karun” dalam bentuk bisnis tanpa kompetisi seperti ini, maka saya akan sebut Anda sebagai sedang bermimpi. Bisnis tanpa saingan itu TIADA.
Bohong besar kalau ada yang mengatakan bisnis seperti ini ada.
Mengapa banyak tulisan atau artikel yang memberi informasi adanya bisnis tanpa saingan?
Tapi, tentunya Anda tidak bisa menerima pandangan seperti ini, iya kan? Bukti yang biasa diajukan adalah bahwa banyak sekali tulisan yang memberi penjelasan tentang berbagai peluang usaha yang bisa dijadikan bisnis tanpa pesaing.
Tidak jarang dalam tulisan itu disebutkan jenis-jenisnya secara terperinci.
Tulisan di internet pada dasarnya adalah bisnis juga. Mengetahui bahwa pencarian di mesin pencari Google dengan kata kunci, “bisnis tanpa saingan”, “bisnis tanpa pesaing”, atau “peluang bisnis tanpa kompetisi” dicari puluhan ribu orang, para content creator atau pembuat konten melihat peluang emas untuk bisnis mereka.
Dibuatlah tulisan-tulisan yang diperkirakan bisa menarik perhatian para pencari informasi jenis ini. Judulnya dibuat bervariasi dan mengundang.
Bagi para pembuat konten, tidak penting apakah memang benar ada bisnis tanpa saingan. Yang terpenting adalah orang mau membaca tulisan mereka dan kemudian merasa diberi informasi berharga. Kemudian, mereka menjadi pelanggan website atau blog yang mereka kelola.
Anda adalah bisnis bagi mereka.
Itulah mengapa pada akhirnya banyak yang kecewa ketika menemukan bahwa bisnis yang digadang-gadang tanpa kompetisi ternyata sulit dilakukan karena kerasnya persaingan.
Be smart. Jangan telan begitu saja apa yang Anda baca via internet. Jangan jadikan diri Anda sekedar pembeli dari tulisan yang dibuat.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Mudah saja. Kalau memang Anda berniat menerjuni dunia bisnis, maka yang pertama harus dilakukan adalah menyingkirkan impian untuk menggeluti bisnis tanpa pesaing seperti ini.
Dengan begitu Anda bisa
- mempersiapkan mental sehingga tidak akan jatuh ketika bertemu dengan kerasnya persaingan di bisnis yang dijalankan
- alih-alih mengejar sesuatu yang tidak jelas, Anda bisa belajar dari mereka yang sudah menekuni bisnis yang diminati dan mempersiapkan strategi untuk bersaing
- membuat rencana bisnis yang matang dan bisa menawarkan lebih kepada calon pembeli atau pengguna jasa dengan target memenangkan persaingan
Namun, yang paling penting Anda tidak terjebak dalam angan-angan dan melakukan kesalahan sejak awal.
Jadi, buang pikiran untuk menemukan apa yang disebut dengan “bisnis tanpa pesaing” tadi karena hal itu adalah utopia dan di era digital seperti sekarang adalah jenis bisnis yang sudah punah.
Bersiaplah untuk bersaing dan bertarung. Bukan bermimpi.